![]() |
Menjadi Kredit Analis |
Cerita dari Balik Meja Kerja
Seorang kredit analis itu kayak jomblo yang tiap hari
disuruh baca profil Tinder orang lain, tapi bedanya, mereka nggak cuma
nge-swipe kiri atau kanan, tapi juga harus mastiin siapa yang layak buat
dikasih hati, eh, duit maksudnya.
Bayangin aja, setiap hari duduk di meja kerja yang, kalau
nggak ada tanaman kaktus mini atau action figure Iron Man, rasanya kayak ruang
interogasi di film-film detektif. Tapi jangan salah, jadi kredit analis itu
nggak seseram itu kok. Malah, kadang-kadang bisa jadi seru banget, terutama
kalau kliennya unik-unik. Dan percayalah, yang unik-unik ini banyak banget.
Pagi yang Sibuk: Memulai Hari Seperti Barista
Jam 8 pagi, sambil nyeruput kopi hitam pekat yang udah
dingin (karena ketinggalan meeting pagi), kredit analis mulai hari mereka
dengan buka laptop dan baca laporan keuangan perusahaan yang panjangnya kayak
cerpen-cerpen cinta. Mereka ini kayak barista yang tiap hari harus ngedekorasi
kopi dengan foam art, bedanya mereka ngedekorasi angka-angka biar kelihatan
cantik di mata bos.
Ada kalanya, mereka harus berhadapan sama laporan yang,
jangankan dibaca, dilirik aja bikin kepala pusing. Tapi ya, di situlah
tantangannya. Kayak puzzle yang setiap potongannya harus dicocokin biar gambar
besarnya kelihatan jelas.
Klien yang Bikin Ketawa Sampai Nangis
Yang bikin seru itu kliennya. Bayangin ada perusahaan yang
minta kredit buat buka restoran, tapi laporan keuangannya kayak buku kas warung
sebelah rumah yang ditulis di belakang struk belanja. Atau ada juga yang laporan
keuangannya rapi banget, tapi setelah dicek, ternyata omsetnya cuma jualan
bakso di kompleks perumahan. Ini kayak nonton film drama komedi, ada senyum,
ada ketawa, tapi kadang juga bikin pengen nangis.
Keputusan di Tangan: Layak atau Tidak?
Nah, setelah semua laporan dibaca, dicocokin, dan dipikirin
matang-matang, tiba saatnya buat kredit analis ngasih keputusan. Ini nih momen
krusial, kayak waktu milih tempat duduk di bioskop. Kalau salah milih,
bisa-bisa kredit yang dikasih nggak balik. Kalau bener, ya perusahaan bisa
berkembang dan si kredit analis bisa tidur nyenyak tanpa mimpi buruk
dikejar-kejar angka.
Tapi tenang, kredit analis itu nggak kerja sendirian kok.
Mereka punya tim yang solid, kayak squad di game PUBG yang selalu siap back-up.
Jadi, kalau ada yang salah, ya tinggal diskusi dan cari solusi bareng-bareng.
Happy Ending di Dunia Kredit
Akhir cerita, menjadi kredit analis itu kayak main game yang
tiap levelnya punya tantangan sendiri. Ada stress-nya, ada serunya, tapi yang
pasti, kalau kamu suka tantangan dan punya passion di dunia keuangan, pekerjaan
ini bisa jadi pilihan yang menarik. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kamu bisa
jadi kredit analis yang ngasih kredit ke calon unicorn berikutnya.
Jadi, buat kalian yang masih bingung mau jadi apa, coba deh
lirik profesi ini. Siapa tahu cocok, kayak nemu jodoh di Tinder.