Fluktuasi Harga Kripto |
Fluktuasi Harga Kripto
Gue inget banget pertama kali denger tentang kripto. Waktu
itu, gue lagi nongkrong di kedai kopi kekinian yang wifi-nya kencengnya kayak
angin topan. Temen gue, si Doni, lagi asik banget cerita tentang Bitcoin,
Ethereum, sama kawan-kawannya. Gue cuma ngangguk-ngangguk sok ngerti sambil
nyeruput kopi latte gue yang harganya setara sama makan siang di warteg sebulan
penuh. Tapi dari obrolan itu, ada satu hal yang akhirnya bikin gue penasaran:
kenapa harga kripto bisa naik-turun kayak roller coaster di Dufan?
Setelah gue selidiki, ternyata salah satu biang keroknya
adalah media sosial. Iya, media sosial! Bayangin aja, cuma karena satu tweet
dari orang terkenal, harga kripto bisa melonjak kayak kucing yang ngeliat
anjing.
Siapa Sih yang Bikin Kacau?
Nah, contohnya ada Elon Musk. Kalian pasti tau, bos besar
Tesla yang sering nge-tweet hal-hal absurd kayak "Doge to the moon!"
Terus tiba-tiba harga Dogecoin naik tajam. Besoknya, dia nge-tweet lagi,
"Bitcoin is not so eco-friendly." Terus, harga Bitcoin langsung anjlok
kayak kena tabrak bajaj. Siapa sangka, nge-tweet doang bisa ngasih efek besar
banget.
Efek Domino
Jadi gini, ketika influencer atau selebriti nge-tweet
tentang kripto, para pengikutnya—yang jumlahnya jutaan itu—langsung bereaksi.
Bayangin kalau satu juta orang beli kripto secara bersamaan, otomatis harga
kriptonya naik. Sebaliknya, kalau satu juta orang jual, harganya turun. Ini
kayak efek domino, satu jatuh, yang lain ngikutin.
Media sosial juga tempat yang subur buat rumor-rumor
bertebaran. Misalnya, ada berita bohong tentang kerja sama besar antara
perusahaan raksasa dengan kripto tertentu. Orang-orang percaya, mereka mulai
beli, harga naik. Terus, beberapa hari kemudian, ketahuan itu hoax. Orang-orang
panik jual, harga langsung anjlok. Drama banget, kan?
Komunitas Kripto: Penyebar Kabar Baik dan Buruk
Di media sosial, ada juga komunitas kripto yang cukup solid.
Di forum-forum kayak Reddit, Telegram, atau Discord, mereka sering bahas
kripto, mulai dari analisis teknikal sampai kabar terbaru. Kadang, komunitas
ini bisa jadi penyebar kabar baik atau buruk. Kalau mereka sepakat bilang,
“Kripto A bakal naik, yuk beli rame-rame!” Efeknya bisa langsung terasa di
harga pasar. Tapi, kalau ada yang bilang, “Kripto ini scam, jual sekarang
juga!” Ya, siap-siap aja lihat grafik harga yang jatuh.
Pengaruh Psikologis
Media sosial juga punya pengaruh psikologis yang kuat. Kalau
lo liat timeline lo penuh dengan orang-orang yang pamer untung besar dari
kripto, lo pasti jadi ikutan pengen beli. FOMO (Fear of Missing Out) mulai
menyerang. Lo takut ketinggalan kereta, jadi buru-buru beli tanpa pikir
panjang. Padahal, keputusan tergesa-gesa ini bisa jadi bumerang. Harga bisa
naik sebentar, terus tiba-tiba turun drastis. Ujung-ujungnya, lo malah buntung.
Kesimpulan
Jadi, media sosial itu kayak pisau bermata dua buat kripto.
Di satu sisi, bisa bikin harga naik gila-gilaan. Di sisi lain, bisa bikin harga
jatuh sampai ke dasar jurang. Buat lo yang main kripto, penting banget buat
bijak dalam nyimak informasi dari media sosial. Jangan langsung percaya, cek
dulu kebenarannya, dan yang paling penting, jangan terburu-buru bikin
keputusan. Ingat, harga kripto itu fluktuatif, lebih fluktuatif dari perasaan
lo sama mantan yang masih suka nge-like foto lo di Instagram.
Begitu deh cerita singkat tentang gimana media sosial bisa
mempengaruhi fluktuasi harga kripto. Jadi, next time lo liat ada artis atau
influencer nge-tweet tentang kripto, inget-inget aja, itu bisa jadi awal mula
roller coaster harga yang seru sekaligus menegangkan!