Istri Cerewet |
Ketika Istrimu Bertransformasi Menjadi Google Assistant Pribadi
Banyak orang bilang, menikah itu seperti main roller
coaster. Ada saat-saat di mana kamu merasa terbang, tapi juga ada momen ketika
kamu berteriak ingin berhenti. Nah, di antara semua sensasi itu, ada satu hal
yang mungkin tidak pernah kamu duga sebelumnya: istrimu berubah menjadi Google
Assistant pribadi yang cerewet.
Pagi itu, gue lagi enak-enak tidur. Alarm belum bunyi, dan
gue masih terjebak di alam mimpi yang penuh unicorn dan es krim. Tiba-tiba,
suara yang tak asing lagi membangunkan gue, “Sayang, kamu nggak lupa kan buat
jemput Ibu nanti siang?”
Dengan mata masih setengah merem, gue jawab, “Iya, nggak
lupa.” Padahal, jujur, gue bahkan nggak ingat kalau hari ini hari apa.
Belum sempat balik ke alam unicorn, istri gue lanjut, “Ingat
nggak kalau minggu depan kita ada acara arisan di rumah? Kamu udah pesen
kateringnya belum?”
Gue menghela napas, mencoba membuka mata sepenuhnya. “Udah,
udah. Tenang aja.”
Padahal, dalam hati gue mikir, "Arisan? Katering? Gue
bahkan belum tau besok mau sarapan apa!"
Begitulah, setiap hari istri gue seperti punya jadwal
reminder yang terprogram di otaknya. Setiap ada sesuatu yang harus gue ingat,
dia pasti kasih tahu gue. Berkali-kali. Saking seringnya, gue sampai hafal
intonasi suaranya ketika dia mulai ngomongin hal-hal penting.
Pernah suatu kali, gue iseng hitung berapa kali dia ingetin
gue dalam sehari. Dari pagi sampai malam, totalnya ada dua puluh tiga kali. Dua
puluh tiga kali, men! Gue jadi mikir, mungkin kalau dia kerja di Google, fitur
reminder di Google Calendar bakal lebih canggih.
Yang lebih lucu lagi, gue sering merasa seperti lagi main
kuis dadakan. Gue bisa aja lagi santai nonton TV, terus tiba-tiba dia muncul
dan tanya, “Sayang, tanggal berapa kita harus bayar listrik?”
Gue langsung panik. "Uh... tanggal sepuluh?"
Dia ngangguk puas, “Benar! Jangan lupa ya.”
Dalam hati gue bersorak seperti habis menang kuis berhadiah.
Tapi kemudian sadar, oh iya, gue belum bayar listrik.
Gue sempat ngobrol sama temen-temen, dan ternyata mereka
juga ngalamin hal yang sama. Salah satu temen gue, si Rudi, cerita kalau
istrinya bahkan ngasih dia daftar belanjaan lengkap dengan gambar dan petunjuk
arah di supermarket. Seperti treasure hunt, tapi hadiahnya adalah ketenangan
rumah tangga.
Di satu sisi, gue kadang merasa overwhelmed. Tapi di sisi
lain, gue juga bersyukur. Karena, ya gimana pun juga, kalau bukan karena istri
gue yang cerewet ini, mungkin hidup gue bakal jauh lebih berantakan. Bisa jadi
gue lupa jemput ibu, lupa pesen katering, bahkan lupa bayar listrik. Mungkin
aja gue bisa lupa kalau gue udah menikah.
Jadi, buat lo yang punya istri cerewet, coba deh lihat dari
sisi positifnya. Anggap aja mereka itu seperti asisten pribadi yang selalu siap
ngingetin lo, meskipun kadang bikin kuping panas. Karena pada akhirnya, mereka
cuma pengen yang terbaik buat kita.
Dan yang paling penting, mereka sayang sama kita. Dengan
caranya yang unik dan terkadang bikin gregetan, mereka sebenarnya cuma pengen
memastikan kita nggak kelupaan hal-hal penting. Jadi, buat gue, meskipun
terkadang bikin gemes, istri cerewet itu anugerah. Karena di balik
kecerewetannya, ada cinta yang besar dan perhatian yang tulus.
Setelah semua ini, gue jadi mikir. Mungkin suatu hari nanti,
gue harus bilang ke Google untuk merekrut istri gue. Siapa tahu, fitur reminder
di Google Calendar jadi lebih manusiawi.