Curhat Kolesterol |
Kisah Haru Si Lemak Jahat yang Nggak Diundang
Dalam ruang gelap dan tersembunyi di dalam tubuh manusia,
terdapat seorang penjahat yang sering kali tak diundang namun selalu berada di
sana, mengintai dengan diam-diam. Namanya adalah Kolesterol, seorang lemak
jahat yang seringkali membuat masalah tanpa pernah disadari. Ceritanya pun
sungguh tragis, seperti sebuah drama yang tak kunjung berakhir.
Dulu, saat masih muda, aku selalu merasa tak terkalahkan.
Aku makan apa pun yang kumau tanpa memikirkan konsekuensinya. Burger lezat,
kentang goreng renyah, dan minuman manis adalah sahabat setia. Namun, siapa
sangka, kebiasaan makan tak sehatku itu seperti mengundang bencana yang tak
terduga.
Pertama-tama, Kolesterol mulai merambah ke dalam aliran
darahku, berenang dengan bebas layaknya ikan di sungai. Dia mengendap di dalam
arteri-arteriku, menempel seperti lumut di batu-batuan. Awalnya, aku tak
menyadarinya. Aku masih melanjutkan kebiasaan burukku tanpa memikirkan apa yang
terjadi di dalam tubuhku.
Namun, suatu hari, gejala pertama muncul. Aku merasakan
sesak di dada, seperti ada sesuatu yang menghimpit kuat. Nafasku terasa berat,
dan detak jantungku berdegup kencang layaknya drum metal. Aku takut, sungguh
takut. Tapi, aku masih belum menghubungkannya dengan perilaku makan tak
sehatku.
Kolesterol tertawa, dia tahu dia telah membuatku terjatuh.
Dia menatapku dengan penuh keangkuhan, seakan berkata, "Apa yang kau
pikirkan, huh? Kau pikir kau bisa sembarangan dan aku takkan melakukan
apapun?"
Kenyataannya, aku sudah terlambat menyadari kesalahanku.
Dokter memvonis aku dengan tingkat kolesterol yang melampaui batas normal. Aku
dikepung oleh ancaman serangan jantung dan stroke. Rasanya seperti sebuah
kutukan, kutukan atas kebodohanku sendiri.
Kolesterol tak pernah puas. Dia terus berkeliaran di dalam
tubuhku, menciptakan masalah baru setiap harinya. Aku harus berjuang melawan
diriku sendiri, melawan kebiasaan makan tak sehatku yang telah menjadi bagian
dari identitasku.
Aku mulai mengubah gaya hidupku. Makanan cepat saji dan
makanan bergoreng kubiarkan pergi, menggantinya dengan sayuran segar,
buah-buahan, dan makanan rendah lemak. Aku mulai berolahraga, menggerakkan
tubuhku setiap hari dengan tekad yang bulat.
Namun, perjuangan melawan Kolesterol tak pernah mudah.
Setiap kali aku merasa berhasil, dia selalu ada di sana, siap menyerang lagi.
Dia seperti bayangan yang tak pernah bisa kutinggalkan.
Tapi, aku takkan menyerah begitu saja. Aku bertekad untuk
menang. Setiap langkah kecilku menuju hidup sehat adalah sebuah pukulan bagi
Kolesterol. Aku tak akan membiarkannya menguasai hidupku.
Mungkin ini adalah kisahku, kisah seorang yang terlalu
berani mempermainkan tubuhnya sendiri, yang akhirnya harus merasakan akibatnya.
Aku berharap, cerita ini bisa menjadi pelajaran bagi siapa pun yang masih
meremehkan bahaya Kolesterol. Jangan biarkan dia menjadi bintang dalam drama
hidupmu.